Hari Ibu... Kemanusiaan Perempuan

12/22/2020 07:50:00 AM Sena Putri Safitri 0 Comments

Ditetapkannya hari ibu pada tanggal 22 Desember yang tanggalnya diambil dari hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia pertama, 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta pertama kali diusulkan adalah Hari Perempuan. Sebab tidak semua perempuan menjadi ibu, walaupun semua ibu adalah perempuan. Tapi pemerintah menetapkannya sebagai Hari Ibu, domestifikasi terhadap perempuan yang kadang bikin deg-deg an~

Kongres tersebut menekankan pentingnya perempuan menjadi subjek penuh sistem kehidupan agar tidak mengalami aneka bentuk ketidakadilan gender, seperti perkawinan anak, rendahnya pendidikan, poligami, dll.

Perempuan sebagai subjek penuh sistem kehidupan ini sejalan dengan ajaran Islam. Inilah konsekuensi dari Tauhid dan Amanah Kekhalifahan manusia di muka bumi sebagai ajaran terinti dari Islam. Dalam masyarakat al-abawi (patriarkhi), Tauhid dan amanah kekhalifahan manusia berarti perintah untuk memanusiakan perempuan, memuliakan ibu adalah salah satunya.

Rasulullah SAW mengingatkan, "Laa thaa'ata limakhluqin fi ma'shiatil Khaliq, innamath thaa'atu fil ma'rufi."

Bahwa ketaatan pada makhluk itu bukan taat pada figur, melainkan pada nilai, yaitu kebaikan. Pagar pembatas ketaatan pada sesama makhluk adalah kebaikan, tidak menerjang maksiat atau hal yang dilarang Allah.

Dalam kajian gender Islam, sistem sosial al-abawi (patriarkhi), tauhid memiliki kekuatan pembebas yang revolusioner bahwa perempuan tidak boleh menghamba pada laki-laki. Sebaliknya, laki-laki dilarang keras memperlakukan perempuan sebagai hambanya. Keduanya, dilarang keras membangun relasi penghambaan. Kita (perempuan-laki2) hanya menghamba pada Allah! Begitulah cara kita saling menolong dalam kebaikan dengan menolak menghamba pada Dzat selain Tuhan.

Manusia sebagai Khalifah

Sebagai manusia, laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah sebagai khalifah fil ardl. Misinya adalah mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi. Ajaran ini juga mengandung konsekuensi revolusioner pada sistem al-abawi (patriarkhi). Jadi ingat bahwa perempuan juga khalifah bukan sumber fitnah!

Amanah kekhalifahan menghendaki laki-laki dan perempuan sama-sama aktif bekerjasama wujudkan kemaslahatan mencegah mafsadat dalam sistem kehidupan. Keduanya wajib ikhtiar wujudkan kemaslahatan sekaligus sama-sama berhak menikmatinya, baik dalam perkawinan, keluarga, masyarakat, negara, dunia bahkan surga.

Perempuan; ibu bumi ibu kehidupan

Perempuan adalah ibu kehidupan. Perintah berbakti pada kedua orangtua pada surat Luqman ayat 14, menerangkan:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ“

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali”

Jangan menyempitkan Hari Ibu hanya dengan menghormati ibu mu. Hormati setiap perempuan sebagai ibu kehidupan, pengasuh peradaban tanpa pengecualian. Kakak mu, Bibi mu, adik mu, nenek mu, sepupu mu, juga kawan perempuan mu. Sama halnya dengan laki-laki adalah bapak kehidupan.

Khusus untuk Mamah di rumah, sejeli apapun saya mencari tak pernah ada patah hati yang kau beri untuk kami. ❤️

Selamat Hari Perempuan, kemanusiaan bagi perempuan! Perempuan ditekan, perempuan Melawan!

Tasikmalaya, 22 December 2020

You Might Also Like

0 Comments: