Pesan kolom pertama, bikin hati Makjleb!! (Karena belum ada persiapan samsek wkwk)

Pesan kolom kedua, Well. Ana sering banget dapat pertanyaan kek gini sebenernya. And finally today, setelah WFH (Work From Home) tak sempatin bahas ini disini yak. 😁 Apasi insecure? Insecure adalah rasa tidak aman atau merasa tidak percaya pada diri sendiri atau hubunganmu dengan orang lain. (Oxford dictionary)

Kenapa banyak banget anak muda zaman sekarang (terlebih generasi mileneal) keknya temenan banget gitu ama si insecure ini. Penyebabnya apa?

1. Takut gagal atau dapat penolakan dari sekitar

2. Terlalu perfeksionis

3. Kecemasan sosial

4. Korban bullying

5. Selalu membandingkan diri dengan orang lain

Prihal insecure, I don't know di otak Ana, rasa insecure tu terlalu kecil untuk bisa menjadi relevan sampai harus menjadi kekhawatiran berarti. Suaranya nggak terlalu kedengeran. Sayup-sayup gitu nah. Of course, ini menunjukkan bahwa, Ana juga pernah merasa insecure. And I know best betapa menyebalkan dan menyiksanya itu. (Makanya pelihara–olah jadi bahan bakar biar berguna insecure lo)

Tapi, untuk orang macam Ana kalo ada perasaan dan pikiran kek gitu biasanya ku pikirin dari mana asalnya and WHY? Ada dua faktor, internal dan eksternal. Andai itu karena ketidakmampuan ku, tak gali lagi "apa iya saya tidak mampu?" Mungkin "saya kurang ngasah skills aja?" Atau "saya kebanyakan liat achievement other people di media sosial?" Bisa jadi akumulasi semuanya. 🤣

Insecure tu wajar banget!. Gak ada manusia yang selalu independent consistently. Insecure selalu memberi reality check bahwa masih ada orang-orang lain yang jauh lebih pintar dan jauh lebih hebat. Insecure adalah salah satu trigger Ana untuk terus jalan, bahkan lari, terus belajar, terus mencoba, cause I know kalo apa yang ku kejar belum ku raih walaupun–again–Ana ndak tau sebenarnya Ana sedang mengejar apa. Poin positif lainnya, insecure melarang ku untuk berhenti sebab ya nilai ku saat ini masih 6, belum 9. (Kesempurnaan hanya milik Allah bestie)

Ndak ada pilihan selain belajar lebih rajin, bekerja lebih giat, dan berdoa lebih kencang dari orang biasanya. Bisa karena terbiasa. Fyi, Ana ndak lahir dengan segudang achievement, otak yang jenius atau lahir dari keluarga crazy rich yang berarti kalo lo mo lanjut studi di luar negeri lo harus nabung menahun agar bebas dari perasaan 'membebani orang tua'. Apalagi, lahir dengan muka kayak Mbak Ana de Armas (lo bisa googling) yang bisa sukses jadi model dan main di layar lebar. Segini juga Maa Sya Allah dah uyuhan yhakannn.

In essence, insecure juga ngasih Ana reality check sekali lagi, bahwa Ana nggak bisa mengandalkan siapa-siapa. Terlebih mengharap 'bersandar' di pundak seseorang. Wkwk

1. Lo coba lakuin refleksi ulang diri lo sendiri. Lo ngaji diri. Lo tu mampu dan mau nya dimana dan gimana. Intinya kenali minat bakat lo.

2. Liat insecurity tu dari sisi positifnya jugak. (Kek yang Ana point-point kan diatas)

1. Terima diri apa adanya. (Cintai kelebihan, rangkul kekurangan)

2. Optimalkan kemampuan (kelebihan) yang lo miliki. (Improve, upgrade diri lo)

3. Bersecure bestie alias bersyukur. (Masa kebahagian lo ditentukan dari standar omongan orang) 😂 kalo kata dosen Hukum Internasional Ana dulu di kampus, Mr. Yordan said, "jangan jadi pecundang yang membandingkan diri mu dengan orang lain."

2021 was all about trying to accept the fact that life is suffering and requires hardwork. 2022 will be about accepting that fact and do something about it. Hidup penuh dengan ketidakpastian namun Ana yakin kalau Ana akan baik-baik aja. Walaupun kali ini butuh lebih banyak usaha.

May we not be distracted by our own desires that we fail to see His gifts for us. And may we always remember that His "gifts" will come in many shapes and forms, but that they are always personalised, curated and made specifically and perfectly for us!

Wis ngono wae, gezzzz. 😁 Nuhun.

Tasikmalaya, 18 Januari 2022