Why Smart Men Marry Smart Women

2/12/2021 07:00:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Hi... readers! Tulisan ini bertajuk isu yang bagi saya seksi sekali untuk dibahas. Yup! seperti judul artikelnya "Mengapa pria pintar menikahi wanita pintar". Bagaimana tidak, disetiap perkumpulan laki-laki apalagi perempuan baik di kantor, kampus, sekolah, kafe (atau tongkrongan akamsi: anak kampung sini) bahkan warung makan sekalipun bahasannya pasti berujung ngomongin cowok, masa depan, perjuangan sampai keinginan untuk menikah~

Tulisan ini saya harap sebagai bentuk perlawanan atas kepercayaan luas (mitos) bahwa wanita terpelajar berisiko hidup dalam kesendirian dan miskin. Sebaliknya, ini membuktikan gagasan tentang perempuan mampu memadukan pencapaian mereka di dunia kerja, romansa, pernikahan, dan keibuan.

Diantara kalian pasti pernah denger atau ngucapin hal serupa "eh coba lihat kalian tahu gak, si Fulan ini yak udah cakep, pinter, sederhana, sholeh, plus udah dapet penghasilan sendiri "(mapan)". Gila gak? Pengen deh sama dia".

Sedikit gambaran tentang indikator 'pria idaman' kaum perempuan pada umumnya. Ya iya lah siapa yang akan menolak value lengkap ada dalam satu orang. Sekalipun itu, laki-laki atau perempuan "player" pasti kalo prihal pasangan mah maunya yang terbaik~

Partner of life, tema ini selalu menjadi perbincangan nyaris setiap cerita manusia. Rasanya tiada bosan pembahasan digelar di berbagai tempat dan kesempatan. Ada sebuah pepatah kuno, bilang:

"Hidup itu bagaikan memasuki sebuah perpustakaan. Bahagia atau tidak, bergantung pada buku yang ingin dibaca."

Tampilan gambar dan warna buku yang menarik belum tentu memberikan cerita yang diinginkan. Banyak orang yang tidak tahan saat membaca bab ke dua, ke lima bahkan hanya menarik lembar pertama dan menyerah melanjut baca.

Menjadi pertanyaan, apa buku yang polos akan lebih menarik? Sebab membuat calon pembaca menerka - bebas menebak? Memang ada rasa ragu yang mengganggu, tapi bukankah buku ini paling berbeda dari banyaknya buku yang tersedia?

Prosesi ini sangat menarik! Ketika manusia sedang tumbuh. Tumbuh itu adalah sebuah seni menghadapi kehidupan, berbuat kesalahan hingga memperbaikinya membuat kita sadar, bahwa kita sedang belajar. Kita belajar dari tiada ke tiada. Sebab mengapa kita ada. Tumbuh!

Apa itu teman hidup?

Apa ia yang akan selalu bersamamu 24+7?  (24 jam selama 7 hari dalam seminggu). Apa ia yang kiranya punya kemampuan cenayang bagaimana mendeteksi keresahan sebelum kita bilang? Yang saat bersamanya hidup mu sudah pasti baik-baik saja?

**
Interpretasi partner (pasangan) hidup bagiku adalah:
1. Dia yang bisa (berupaya) mengimbangiku dalam segala lini kehidupan.
2. Berimbang. Sebagai kawan berfikir dan lawan bicara. Berimbang. Dari mulai perasaan sampai pikiran hingga tidak pecah kongsi dalam laku perbuatan.

Bukan, bukan yang mengucap kata sayang setiap malam. Bukan yang akan memeluk, mencium hanya karena sebab modal relasi kuasa. Atau pamer kebersamaan di depan ribuan orang.

Teman hidup adalah dia yang bersedia membuka setiap lembar buku yang ingin kamu baca. Membuka setiap pintu yang ingin kamu masuki dalamnya. Dia yang mendorong ingin juga anganmu.
Dia yang menjadikan sepasang matanya adalah pintu; untuk kamu memasuki perjalanan yang lain. Tanpa ayah, tanpa ibu. Meninggalkan rumah dan masa kanak-kanak. Dan dia yang menuliskan cerita hidupnya hanya dalam hidupmu.

Ada salah satu sub bab dalam buku partner in life karya Giegyn yang menjelaskan bahwa jodoh kita nanti ndak akan jauh-jauh dari kita. Dari segi rupa, kecerdasan, derajat, keimanan, kehormatan, dan lainnya.

Jawabannya adalah kembali membenturkan kepala sendiri. Andai kita memiliki keinginan mendapatkan pasangan yang mendekati indikator sosok idaman, apakah kita sudah menjadi pribadi yang layak menerima kebaikan Tuhan? Dengan diberi pasangan sesuai harapan.

***
Pertimbangan...

Lelaki mandiri, berprestasi, baik hati, cerdas, sholeh, dan berwawasan luas akan sulit memilih dan memutuskan hidup bersama perempuan "manja" (hanya mau menerima saja tanpa berdikari berupaya) dan lemah imannya.

Begitu pula, wanita yang cerdas, baik hati, berprestasi, sholehah tidak akan menjatuhkan hatinya pada lelaki pemalas, jarang ibadah dan tidak memiliki semangat (ghiroh) dalam membangun keluarga yang SAMAWA.
That's the reason why smart men marry smart women.

****
Yang harus kita lakukan...

So ladies, berfikir, intropeksi dan bergerak lah!. Naikan level dengan dorongan usaha dan doa sebisa yang kamu lakukan. Kita hanya harus menjadi bintang di setiap level kita. Bukan mencederai diri dengan bersikap insecure sebab kelebihan perempuan lainnya. Then which of the favours of your Lord would you deny?

Berusahalah untuk menjadi yang terbaik jika kamu menginginkan yang lebih dan lebih baik. Karena kamu yang baik hati akan dijatuhkan pada sosok lelaki yang juga baik hatinya. Cantik rupa, pikiran juga iman mahkotanya. Apapun masa lalu mu. At the end, people are not always going the way you want them to.

Yours truly,
Sena Putri Safitri.

Tasikmalaya, 12 Februari 2021

You Might Also Like

0 Comments: