Untuk Kekasih...

4/23/2022 11:22:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments

 

"Kerinduan selalu menapaki jalan, menuju mu"

Sayang, Ana ndak tahu kamu sedang apa, merasakan bagaimana, apakah hari mu hari ini menyenangkan atau justru orang-orang masih annoying seperti biasa?

Ana harap kamu tidak sedang dalam rasa lapar, bersedih hati, kehujanan, gundah-bingung, atau begadang tak bisa tidur sebab mengerjakan banyak tugas dan atau hanya sedang memikirkan bagaimana menyelesaikan tanggung jawab-tanggung jawab yang mustahil habis as long as we are still breathing - still alive.

Ga-pa-pa... kamu ndak sendirian, setiap dari kita yang bernyawa - setelah kematian pun nanti masih dan akan terus bertanggung jawab atas apa-apa yang pernah kita dapat disini.

Ana menulis pesan ini, biar bisa kamu baca kapan saja - selamanya. Selama blog ini masih ada berbeda dengan penulisnya yang bisa Tuhan ambil dari mu kapan saja. Sayangku, ini bukan seperti amaran, pesan ini ku tulis sebagai senandung kasih agar kau (kita) tetap terjaga. Terjaga dari segala hal duniawi yang menggoda.

Alih-alih bulan suci Ramadhan, kesempatan untuk semakin memperluas cinta, cinta ilahiyah. Cinta sebagai sifat dan wujud batinnya Tuhan. Begitu juga Ana, percaya bahwa cinta merupakan asas dan legal standing daripada keimanan. Tanpanya, kita akan rapuh dan mudah runtuh.

Di lain hal sayangku, dalam mencapai rahasia pesan ini jalan cinta melengkapi jalan pengetahuan. Cinta membuat dorongan. Dorongan menimbulkan kehendak, hasrat dan kerinduan. Demikian ia menggerakan manusia berikhtiar sekuat tenaga dengan segala kemampuan yang ada.

Seiring perjalanan kita tumbuh - tidak mungkin ada kekasih yang menginginkan kekasihnya celaka. Tidak ada kerelaan untuk penderitaan kekasih. Cinta memiliki kekuatan transformatif. Merubah jiwa seseorang menjadi lain. Kekuatan merubah keadaan jiwa manusia yang negatif menjadi positif. Ditengah suasana yang diliputi keputus-asaan, cinta yang transendental selalu menunjukkan jalan ketentraman.

Syekh Ahmad Hatif menuturkan, "jika kau menyerahkan segenap yang kau miliki pada cinta ilahiyah, kau tak akan kehilangan sedikit pun dari yang kau miliki."

Sayang, kau menyaksikan betapa jiwa kita berubah. Ana berkeinginan menyaksikan "waktu" dari segala sesuatu yang tidak bertempat, membuang sempitnya dimensi hidup duniawi, maka kita akan mendengar juga menyaksikan apa yang mungkin sebelumnya kita pernah sangsikan.

Ana selalu berdo'a:
1. Semoga jenis cinta yang kamu miliki adalah cinta yang membebaskan diri mu dari rasa terpisah dan kesebatangkaraan diri. Membawa rasa damai dan kecukupan pada jiwa mu.
2. Semoga cinta yang kamu miliki adalah cinta yang intuitif. Memberi keimanan secara teologis. Membawamu mengenal hakikat kekasih secara mendalam. Memandang jauh ke balik dunia rupa. Menembus hakikat segala sesuatu.
3. Semoga cinta yang kamu miliki berangkat dari diri yang satu menuju ke diri yang lain. Dari satu menuju satu.

Kekasihku, salah satu Divan Rumi yang mengagumkan, ialah:
 
Jangan bangun rumahmu di tanah orang lain.
Bekerjalah demi cita-cita dirimu yang hakiki di Dunia ini.
Jangan sampai kau terjerat oleh bujukan orang asing.
Siapa orang asing itu kecuali nafsumu yang berlebihan pada Dunia?
Dialah sumber bencana dan kepiluan hidupmu.
Selama hanya tubuh yang kau rawat dan kau manjakan.
Jiwamu tidak akan subur, juga tidak akan teguh.
Hawa nafsu ialah ibu semua berhala. Menghancurkan berhala itu mudah, namun menganggap mudah menghancurkan hawa nafsu itu tolol.
4. Semoga cinta yang kamu miliki menjelma Raushan Damir yang berarti memiliki penglihatan ruhani yang tajam hingga mampu membaca rahasia hati dan peristiwa-peristiwa yang tersembunyi. Memang begitu mestinya, cinta yang kamu rawat adalah cinta yang membuat kita selalu berbenah.
5. Semoga cinta yang kamu miliki memiliki tenaga pembebasan dan pencerahan. Maka tidak mudah goyah jika diri dilanda nihilisme dan krisis keputus-asaan yang hebat datang.
6. Semoga cinta yang kamu miliki ialah surga bagi Qalbu. Yang dalamnya terdapat Telaga Salsabil dan seperti Sungai Nil di Mesir yang menyegarkan bagi mereka yang sanggup mengendalikan diri.
7. Semoga cinta yang kamu miliki memiliki kiblat keberuntungan. Yang membuat anak-anak berpaling. Serta, semoga cinta yang kamu miliki memiliki ka'bah harapan. Yang dikitari oleh ratusan pemurah. Pemilik kepiawaian. Semoga begitu dan seterusnya. Allahumma Aamiin.

Sayang, terima kasih. Kesabaran adalah kunci kesenangan. Rantai yang sukar dibuka, akhirnya terlepas tanpa banyak kata. Walaupun syarah yang disusun lidah menerangkan, namun cinta yang tidak berlidah lebih terang penjelasannya.

8. Semoga cinta yang kamu miliki melindungimu dari hal-hal mengejar bayang-bayang, lari jauh sampai jatuh kehabisan tenaga. Sedang, kamu tidak mengetahui bahwa yang dikejar hanyalah pantulan cahaya burung di udara. Melindungimu dari melepaskan anak panah untuk berburu bayang-bayang... jelas usahamu sia-sia. Dan jika iri hati menguasai dirimu, itulah iblis yang sifatnya melampaui batas kecemburuan. Keirian itulah yang membuat iblis memandang rendah Adam, melawan kebahagian.
Beruntunglah, orang-orang yang tidak dikawanin rasa iri hati.

Sayangku, sungguh Ana tidak menyukai yang mudah tenggelam!
9. Semoga cinta yang kamu miliki memiliki bahasa yang menyatu dalam hati. Itu lebih baik dibanding bahasa yang hanya menyatu dalam lidah. Seseorang yang tidak mudah percaya dan menerima. Apalagi sampai teperdaya.
10. Terkakhir, sayangku...
Semoga cinta yang kamu miliki bersedia memikul rasa hormat yang sanggup mendapatkan kehormatan jua.

Kekasih mu,

Sena.

Tasikmalaya, 23 April 2022

0 Comments:

Slice of Life

4/20/2022 04:30:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments



"Apa yang membuatmu merasa penuh?"

Kapsul Waktu

Ana kalau ditanya begitu, tidak akan pernah bisa memberi jawaban pasti apalagi memuaskan rasa ingin tahu si penanya. Alasannya, mungkin sebab Ana ndak pernah "merasa kurang" dari dalam diri sendiri. (Merasa cukup. Sehingga tidak perlu mencari sesuatu di luar untuk merasa penuh). Ana selalu mencintai dan menghormati diri sendiri.

Namun, barangkali catatan kecil untuk orang-orang yang kerap bertanya "apa yang bisa membuat kita merasa penuh?" Adalah hujani dirimu dan orang lain dengan cinta. Cinta yang banyaak sekali. Mencintai dengan ketulusan itu tidak akan membuat kita kelelahan. Cinta yang murni membebaskan. Membebaskan dengan cara-cara yang mau dia terima.

"Mencintai orang lain atau pasangan berambut panjang atau botak, mencintai pasangan yang benci hujan, mencintai pasangan yang pendiam atau cerewet, mencintai pasangan yang tidak nyaman jika duduk berhadapan, mencintai pasangan yang sebelumnya sudah pernah berpisah tapi sekalipun tidak pernah melupakan mantan kekasihnya, mencintai pasangan yang kolot, norak atau hedonis, mencintai pasangan berstatus janda atau duda, mencintai pasangan yang merasa tenang saat ia mendengar petir padahal kamu sendiri ketakutan, bahkan mencintai pasangan yang belum (atau tidak memiliki rencana sekalipun)" - Itu berbeda dengan menyia-nyiakan hidup. Itulah kebebasan. Cintai semuanya. Gelap dan terang. Boleh juga sebagian. Hanya sebagian. Kau sungguh bebas mencintai sesiapa dan yang "bagaimana" saja dengan tetap mencintai konsekuensinya.

Cinta yang dewasa itu empati.

Misalkan begini, "Saya mencintai pria yang rupawan - sepaket dengan ketampanan si pria sebagai pasangannya akan banyak para puan yang juga mencintai hal yang sama dari dirinya. Maka maklumkan" atau "saya mencintai laki-laki yang perasa (melankolia), sepaket dengan sifat pekanya saya menanggung sensitifitas atau labil wataknya. Maka maklumkan."

Begitu juga kamu yang mencintai pasangan mu yang keren, yang asertif, yang cerdas, yang unggul, yang agamis, yang penyabar, yang elegant, yang berani - maka maklumkan. Karena itu pasti sepaket dengan.

Namun, meskipun begitu "Ana tidak akan memberikan cinta pada sembarang orang dan cinta yang disia-siakan. Setiap dari kita berdo'a pasti supaya cinta ini disyukuri - diberkati"

Terberkatilah orang-orang yang mencintai orang lain yang sedang merasa terjebak - walau ndak tahu terjebak dimana dan karena apa.

Ketahuilah, perasaan kosong, sepi, useless, semacam tak berarti... itu menyiksa. Amat menyiksa.

Waktu telah merenggut banyak hal dariku. Senada dengan itu, ia juga memberiku banyak hal baru. Tentu saja saya bersyukur dengannya; merasa penuh, sehat, tidak kesepian, kebahagian, keseharian yang terpenuhi, bersikap asertif, tidak haus akan atensi, mendalami bahasa baru, mengkhatamkan Al-Quran meski bukan bulan Ramadhan, serta semua hal yang mungkin sebagian dari kita berjuang mati-mati an hanya untuk mendapatkan satu dari sekian yang ku sebutkan tersebut.

So... don't worry, this pain you're feeling is temporary. Close your eyes and remember that tomorrow is a new day, a fresh start. Take deep breaths, you're gonna be alright, I promise.

Ambisi Dan Identitas

Ambisi dan identitas tak jarang orang pandang sebagai suatu hal yang perlu dijauhi (katakanlah; berbahaya - rakus). Saya mau mengistilahkannya semacam rivalitas. Lalu, saya tersadar bahwa wajar mengapa banyak orang melihat keduanya sebagai rivalitas, sebab nyatanya ketika kita membuka kembali literatur, pemikir Stoa Marcus Aurelius sekaligus Kaisar Romawi pernah menulis, “Nilai seorang manusia tidaklah lebih dari nilai ambisinya.” 

Terlepas readers sepakat atau menolak, tetiba batin Ana mengintrupsi dan bergumam, "Lho Sen! kamu taro dimana ambisi mu sekarang?" 🤣

Damn! Anw guysss... Sungguh Ana merindukan persaingan. Merindukan kompetisi. Tentu saja persaingan yang membuat Ana tumbuh. Kompetisi yang ibarat perang lalu berjuang untuk menang. Merindukan ambisi yang membuat Ana mendobrak limit diri sendiri. (Eventho, sejatinya persaingan ya dengan diri dan pikiran sendiri yak?) LOL

"Padahal dah bisa bertahan dengan bantuan diri Lo sendiri sejauh ini aja itu udah achievement, ngapain Lo bersaing ama diri sendiri lagi (bukannya kasih self-reward) - kalo mau bersaing ya ama orang lain lah!" Wkwk minimal kan grow upnya bareng ma rival eaaaaaaaakkk apasi di dunia ini yang tidak paradoks!

You knows... Bagiku, perasaan yang demikian itu (perasaan ketika ngambis) ialah perasaan yang mengagumkan!. Bagi orang lain, mungkin perasaan tersebut serupa perasaan jatuh cinta, murni berupa insting dan naluri manusia. Rindu tantangan yang berakar pada pikiran yang mencengkram (grasping mind). Rindu debaran. Huhu be like:

"Learn the rules like a pro, so you can break them like an artist."

Dari beragam akumulasi pendalaman rasa rindu itulah, Ana sadar bahwa ambisi dan identitas tak ayal melibatkan dua hal penting. Pertama, ia melibatkan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu yang ia lihat berharga. Kedua, dorongan ini juga melibatkan kemampuan untuk terus berusaha, walaupun tantangan dan kegagalan kadang mewujud ancaman.

Apakah itu berlebihan? Ambisi yang saya lihat sebagai kebahagiaan dan Imortalitas. Ambisi yang saya gunakan untuk melawan banyak ketakutan. Ambisi yang sering membantu saya mengantisipasi ketidakbahagiaan. Ambisi yang mendidik saya menjadi manusia yang kompeten. Percaya diri tapi tak lupa sadar diri. Ambisi yang sepaket dengan kebaikan. Kebaikan mashlahat. Bukan ngambis yang culas - rakus (berakar untuk merusak). Jelas toh perbedaannya?! Atau ini hanya tentang pikiran saya?

Ambivers, meskipun saya tidak menafikan bahwa nampaknya lebih banyak manusia yang berambisi gila ketimbang yang berambisi mulia. Tapi, jangan menyerah atas kebahagiaanmu! Apapun itu. Rawat apa yang kau suka. Sekalipun dalam penderitaan. 🍀

Only Allah knows how much of a difference you are making, and only He can reward you for your generosity! Love and prayers from the one who knows nothing.

Gak kerasa! Akhirnya tiba di akhir tulisan. Sekalipun dalam pengerjaannya tulisan ini terselang banyak kegiatan; menyuapi adik bujangan ku yang sedang sakit tipes (Andra), memberi makan ikan dan burung, nyetrika baju, and many more. (Padahal sengaja tak tulis selesai WFH - tapi ada saja kerjaan)~ Thank you alias nuhun pokoknya 💌

May Allah bless,

Sena.

Tasikmalaya, 20 April 2022

0 Comments: