Be A Good Memory To Someone

2/12/2022 05:18:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments



Someday, all of these will be just a memories.
We don't know what will happen tomorrow.
You know... Every second is a gift.
So, cherish it and be thankful.
Have great memories of today and as long as you have the opportunity.
Be a good memory to someone and urself.

They're all so important and valuable to our lives.
They can never forget the memories it was good or bad.
Was they experience with someone who make they happy to one another or making they loneliness.
That's why memories is the one can gives you better stronger experience with the passed moments.

Happy satnight everyone ✨

Tasikmalaya, 13 February 2022

0 Comments:

Luka adalah Pintu Masuk Cahaya

2/09/2022 05:12:00 PM Sena Putri Safitri 2 Comments

 

Sekitar tahun 2018 saya nyaris ndak bisa berangkat student exchange ke Inti International University Malaysia (IIUM). Waktu yang mepet menjadi alasan saya sulit membuat passport untuk keberangkatan, sebab KTP yang hilang (beserta dompet dan seluruh isinya) pada waktu itu. Sebagaimana kita ketahui sistem di negara ini, bahwa surat permohonan pembuatan passport tidak bisa dilakukan tanpa kartu identitas diri (KTP). Saya harus mengurus surat kehilangan dan berbagai prosedur yang berbelit-belit (pada masa itu) untuk membuat KTP yang baru padahal saya sudah harus segera berangkat.

Saya ingat betul, di tahun terakhir saya kuliah yang hectic dengan praktik hukum acara (Pidana, Perdata, Tata Usaha Negara, dll) di berbagai Pengadilan (jurusan saya hukum), bekerja sebagai asisten dosen beberapa mata kuliah, Pimpinan di satu organisasi mahasiswa (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) membuat 24 jam dalam seminggu menjadi begitu padat. Dari bangun tidur sampai mata menutup lagi kemudian kembali bangun dan begitu setiap hari saya menghabiskan tahun akhir studi S1 di kampus Muda Mendunia yang penuh kenangan tersebut.

Tak ada solusi lain selain pulang ke rumah dan membuat permohonan kartu identitas (KTP) baru. Hari Sabtu, setelah kelas usai, exam week kelar, kerjaan rapi saya dengan cepat menuju Stasiun Kereta Api Jogja-Tasik dengan rencana hari Senin langsung mengurus KTP hilang dan pembuatan passport. Anw, terima kasih untuk sahabat Appa saya dan anaknya yang bersedia membantu saya seharian full hari itu.

Dengan perasaan hati yang ‘hancur’, perasaan takut gagal mengusahakan pembuatan passport tepat waktu sehingga tidak bisa berangkat, malam sebelumnya saya I’tikaf mengikuti acara doa Nisfu Say’ban di sebuah masjid dekat rumah. Di situ lah, saya benar-benar merasa terdesak dan tak mampu melakukan apapun selain mengharap pertolongan Tuhan. Ajaibnya, esok harinya dengan lancar jaya saya mendapatkan KTP baru dan sebuah surat pengambilan passport. (Mengingat hari selasa saya harus segera kembali lagi ke Jogja, jadi passport tersebut akan dikirimkan melalui fax mail). Hari itu, tak ada kalimat yang bisa saya ucapkan selian “Allah Maha Baik”. Selalu.

Saya yakin, readers di sini tentu punya pengalaman serupa, prihal bagaimana memperoleh apa yang sangat diharapkan di tengah situasi terdesak.

Sore ini, ditengah angin kencang dan hujan lebat saya membuka lagi kitab Matsnawi dan menemukan penjelasan dari cerita-cerita ‘keajaiban’ yang acap kali kita alami di situasi terdesak. Hal terpenting sebenarnya, bukan tentang terkabulnya sebuah permintan tapi bagaimana rasa ‘hancur’ itu dapat menjernihkan sinyal koneksi kita dengan Tuhan. Allah Ta'ala.

Dalam kitab Matsnawi bait ke 3204 jilid 3 kitab Rumi mengatakan, “Keterdesakan dan luka yang dirasakan Maryam, mendorong bayi Isa as untuk berbicara”

Karim Zamani, salah seorang penafsir terbaik Matsnawi menjelaskan dalam cerita Maryam ini, Rumi hendak mengatakan kepada kita bahwa seseorang tidak akan benar-benar memperoleh apa yang ia inginkan sampai ia terluka lalu luka tersebut memunculkan dorongan kuat dalam dirinya. Karena dalam luka dan keterdesakan itulah muncul kesadaran, penyerahan dan totalitas kita manusia sebagai seorang Hamba.

Penjelasan Rumi di bait selanjutnya ialah, sebagaimana Isa yang meskipun tanpa diminta memberikan pembelaan kepada Maryam, maka seluruh wujud kita pun akan mendukung sebuah tekad yang dibangun dengan kuat. Barangkali, ini yang dalam istilah kekinian disebut “Di dukung semesta” 

Dengan dua bait puisinya di atas, Rumi ingin memberikan harapan kepada kita bahwa ‘cahaya’ itu bisa kita raih, sebagaimana kita pernah merasakan kilatannya di saat-saat ‘terdesak’. Perbedaan kita dengan para sufi, jika pengalaman ‘hancur’ kita bersifat eksidental, berbeda dengan para sufi yang dapat mengkondisikan setiap rasa ‘hancur’  lalu mengubahnya menjadi rasa cinta. Dua bait itu juga sekaligus menjadi pengingat kita untuk tidak menyakiti sesama, karena kita tidak pernah tahu dimana hati yang ‘hancur’ itu terletak dalam diri seseorang, tempat Tuhan bersemayam di sana. 

So, it only takes one second to say; I apologize, you were right, I love you, can we talk?, I don't wan't to be at odds, stop letting pride and ego hold you hostage from the happiness in life. Therefore, I apologize to all of you if I ever gave you unintentional pain.

Love and prayers,

Sena.

Tasikmalaya, 9 Februari 2022

2 Comments: