Hidup Tanpa Berpikir Berlebihan
| Today |
"Nduk, sampai kapan kamu akan mengatakan aku dalam arti kamu?" -My Mentor
(Diucapkannya dalam mobil, lirih, berbekas and of course I understand that he is saying this out of concern and affection for me.)
Namanya hidup, pasti banyak tuntutan. Terlalu banyak keharusan untuk "melakukan ini" dan "melakukan Itu", tak jarang membuat kita terjungkal kewalahan.
Tuntutan tersebut kadung mengharuskan kita bersabar dan lebih bersabar setiap hari. Ada beberapa diantaranya yang membutuhkan kesabaran sampai dibatas tertentu lalu membebani pikiran dengan amat sangat.
Saat mentor saya memberikan saran dan wejangan, ingin rasanya saya bercerita dan menyampaikan bagaimana saya berusaha dan berdo'a setiap hari tapi lagi-lagi kuurungkan sebab boleh jadi hanya dianggap sebuah bidasan atas ketidakmampuan. Wah rupanya selain pendendam saya juga berbakat menjadi pemendam! 😆
"Sen... Bagaimana cara kita untuk bertahan tenang meski dalam gelombang?", "Bagaimana kali ini kita akan menghadapinya?", "Strategi apa kedepan yang baik kita siapkan?", Sering kuajak diskusi dan berkompromi diriku ini untuk sebisa mungkin menemukan solusi.
Setiap hari diseret pada kesibukan domestik dan publik, bahkan rasanya sekarang mimpi kusimpan rapat-rapat hanya untuk menghindari pikiran orangtua, takut sedikit saja menjadi beban dan merepotkan mereka di masa tua.
Lalu orang-orang bertanya, "dimanakah adanya bahagia?".
Hidup tanpa berpikir berlebihan merupakan sebuah titik jeda. Ana mengajak kalian menyelami perasaan sambil menjelajahi perjalanan sampai dimana kita akan tiba? Lebih intim... hanya berdua. Ya! Disini kita.
Buah kehidupan tidak bisa didapatkan dalam waktu yang singkat. Tiap-tiap orang memiliki hal yang seharusnya dihargai dalam setiap momen hidupnya. Termasuk rasa sakit, penantian, cinta pula kesempatan.
Saya tidak berharap menjadi sosok yang bisa menerangi sebuah sudut, namun saya sadari tugas dan tanggung jawab saya adalah bermanfaat sedapat mungkin bagi sesama terlebih keluarga dan orang-orang terdekat. Lalu disinilah saya, sekarang.
Mah... Mamah sehat atau sakit, doa Ana selalu sama setiap sembahyang. "Tuhan Yang Maha Perkasa, semoga kelak di kehidupan mendatang (akhirat) kita berkumpul lagi dengan perasaan bahagia selamanya. Tuhan Yang Maha Segalanya, semoga saya sebagai anak dan manusia tidak pernah mengabaikan atau menghilangkan kesempatan untuk berbakti kepada orangtua (apapun bentuknya)."
Anw,,, Kalian percaya kan kalau perasaan; kosong, gamang, was-was, bingung dan kata lain yang bermakna sama bisa mendera sesiapa dan kapan saja? Kita ndak bisa selalu terlihat "OK" setiap waktu, berpura-pura agar terlihat sudah meraih b-a-h-a-g-i-a. Yang harusnya benar adalah, ya memang kita bahagia! Ya memang kita OK!
Sering saya meminta maaf pada Tuhan, yang terbaru sebab 'sempat meminta menggantikan jangan Mamah yang sakit, biar saya saja! Sakitnya sosok ibu dalam rumah, sakitlah juga segala isi didalamnya!'.
Meski begitu, dalam setiap ujian saya ndak sudi menyerah paling saya tinggal tidur doang! Saya mengimani bahwa, "kalau sampai dewasa, ndak punya siasat dan mental yang kuat dalam mengelola self improvement maka bahaya! Besar kemungkinan saya cepat bosan pada segala hal; kehidupan, teman, pekerjaan bahkan pasangan. 🤣 Yakali setiap bosan ganti setiap bosan ganti. Metong dong Ana kalo bosan dengan kehidupan! (Stop! Gak lucu Sen.)
Menulis adalah salah satu ekspresi dan cara untuk saya memperbaiki keberanian. Memaklumkan ketakutan dan kegagalan. Membiasakan diri mencintai segala hal. Dari hal-hal kecil sampai yang tak terpikirkan bakal ada sebelumnya. Menyenangkan! Saya tidak akan membiarkan hari-hari dilewati hanya dengan bekerja atau menggerutu.
Barangkali berusaha menikmati hidup dengan berbagai percobaan (trial and error), menjadikan kegamangan dan dilema sebagai teman akrab, dari sana muncul kreasi, inovasi dan rekayasa nasib Tuhan yang jauh lebih wonderful! Menjadi gadis pembaharu ✨
Kita jumpai ndak sedikit orang hebat dan berbakat yang keliru mengelola pelbagai problema dalam hidup. Kehilangan motivasi mencari strategi. Sebetulnya, hidup tidaklah sulit. Cuma kita aja yang rumit!! Kita hanya harus setia bertekad kuat dan keras kepala menjalaninya dengan penuh syukur. Yeay! (saya juga ndak sekuat yang orang duga!) Wkwk
Terakhir pesan dariku sayangkuuu,
"Sempatkan rehat, meski singkat"
Love and prayers,
Sena.
Jakarta-Tasikmalaya, 20 November 2021

0 Comments: