Pesan Buat Sena Dalam 5 Tahun Mendatang

11/26/2021 03:38:00 AM Sena Putri Safitri 0 Comments

Sena, you've done a good job. Taking care of yourself. Mentally, physically, karena kalo kamu uda ngerawat diri kamu dengan baik kamu pasti bisa merawat orang lain yang kamu cintai dengan sebaik yang bisa kamu lakuin juga. So, well done! Keep doing it. Thank you for being yourself. Be brave but don't stupid and tetep independent 💌 I Love You, Dear!

Love and prayers,

Sena.

Tasikmalaya, 26 November 2021

0 Comments:

Hidup Tanpa Berpikir Berlebihan

11/20/2021 04:38:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments

Today

"Nduk, sampai kapan kamu akan mengatakan aku dalam arti kamu?" -My Mentor

(Diucapkannya dalam mobil, lirih, berbekas and of course I understand that he is saying this out of concern and affection for me.)

Namanya hidup, pasti banyak tuntutan. Terlalu banyak keharusan untuk "melakukan ini" dan "melakukan Itu", tak jarang membuat kita terjungkal kewalahan. 

Tuntutan tersebut kadung mengharuskan kita bersabar dan lebih bersabar setiap hari. Ada beberapa diantaranya yang membutuhkan kesabaran sampai dibatas tertentu lalu membebani pikiran dengan amat sangat.

Saat mentor saya memberikan saran dan wejangan, ingin rasanya saya bercerita dan menyampaikan bagaimana saya berusaha dan berdo'a setiap hari tapi lagi-lagi kuurungkan sebab boleh jadi hanya dianggap sebuah bidasan atas ketidakmampuan. Wah rupanya selain pendendam saya juga berbakat menjadi pemendam! 😆

"Sen... Bagaimana cara kita untuk bertahan tenang meski dalam gelombang?", "Bagaimana kali ini kita akan menghadapinya?", "Strategi apa kedepan yang baik kita siapkan?", Sering kuajak diskusi dan berkompromi diriku ini untuk sebisa mungkin menemukan solusi.

Setiap hari diseret pada kesibukan domestik dan publik, bahkan rasanya sekarang mimpi kusimpan rapat-rapat hanya untuk menghindari pikiran orangtua, takut sedikit saja menjadi beban dan merepotkan mereka di masa tua.

Lalu orang-orang bertanya, "dimanakah adanya bahagia?".

Hidup tanpa berpikir berlebihan merupakan sebuah titik jeda. Ana mengajak kalian menyelami perasaan sambil menjelajahi perjalanan sampai dimana kita akan tiba? Lebih intim... hanya berdua. Ya! Disini kita.

Buah kehidupan tidak bisa didapatkan dalam waktu yang singkat. Tiap-tiap orang memiliki hal yang seharusnya dihargai dalam setiap momen hidupnya. Termasuk rasa sakit, penantian, cinta pula kesempatan. 

Saya tidak berharap menjadi sosok yang bisa menerangi sebuah sudut, namun saya sadari tugas dan tanggung jawab saya adalah bermanfaat sedapat mungkin bagi sesama terlebih keluarga dan orang-orang terdekat. Lalu disinilah saya, sekarang.

Mah... Mamah sehat atau sakit, doa Ana selalu sama setiap sembahyang. "Tuhan Yang Maha Perkasa, semoga kelak di kehidupan mendatang (akhirat) kita berkumpul lagi dengan perasaan bahagia selamanya. Tuhan Yang Maha Segalanya, semoga saya sebagai anak dan manusia tidak pernah mengabaikan atau menghilangkan kesempatan untuk berbakti kepada orangtua (apapun bentuknya)."

Anw,,, Kalian percaya kan kalau perasaan; kosong, gamang, was-was, bingung dan kata lain yang bermakna sama bisa mendera sesiapa dan kapan saja? Kita ndak bisa selalu terlihat "OK" setiap waktu, berpura-pura agar terlihat sudah meraih b-a-h-a-g-i-a. Yang harusnya benar adalah, ya memang kita bahagia! Ya memang kita OK!

Sering saya meminta maaf pada Tuhan, yang terbaru sebab 'sempat meminta menggantikan jangan Mamah yang sakit, biar saya saja! Sakitnya sosok ibu dalam rumah, sakitlah juga segala isi didalamnya!'.

Meski begitu, dalam setiap ujian saya ndak sudi menyerah paling saya tinggal tidur doang! Saya mengimani bahwa, "kalau sampai dewasa, ndak punya siasat dan mental yang kuat dalam mengelola self improvement maka bahaya! Besar kemungkinan saya cepat bosan pada segala hal; kehidupan, teman, pekerjaan bahkan pasangan. 🤣 Yakali setiap bosan ganti setiap bosan ganti. Metong dong Ana kalo bosan dengan kehidupan! (Stop! Gak lucu Sen.)

Menulis adalah salah satu ekspresi dan cara untuk saya memperbaiki keberanian. Memaklumkan ketakutan dan kegagalan. Membiasakan diri mencintai segala hal. Dari hal-hal kecil sampai yang tak terpikirkan bakal ada sebelumnya. Menyenangkan! Saya tidak akan membiarkan hari-hari dilewati hanya dengan bekerja atau menggerutu.

Barangkali berusaha menikmati hidup dengan berbagai percobaan (trial and error), menjadikan kegamangan dan dilema sebagai teman akrab, dari sana muncul kreasi, inovasi dan rekayasa nasib Tuhan yang jauh lebih wonderful! Menjadi gadis pembaharu ✨

Kita jumpai ndak sedikit orang hebat dan berbakat yang keliru mengelola pelbagai problema dalam hidup. Kehilangan motivasi mencari strategi. Sebetulnya, hidup tidaklah sulit. Cuma kita aja yang rumit!! Kita hanya harus setia bertekad kuat dan keras kepala menjalaninya dengan penuh syukur. Yeay! (saya juga ndak sekuat yang orang duga!) Wkwk

Terakhir pesan dariku sayangkuuu,
"Sempatkan rehat, meski singkat"

Love and prayers,

Sena.

Jakarta-Tasikmalaya, 20 November 2021

0 Comments:

Find Your Ease: from "struggle-stricken" to "solution-driven"

11/06/2021 05:11:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments

 


In A Difficulty? Find Your Ease.
There is a "game" that I love to play whenever I am facing any difficulty and it is inspired by one of my favourite Ayats in the Quran: "So indeed, with every difficulty, there is ease. Certainly, with every difficulty, there is ease." (Quran 94:5-6)

I call it The 'Find Your Ease' Challenge, and the main objective is to go on a treasure hunt and find all of the eases that Allah SWT is blessing me with, together with the difficulty. This forces me to switch my mindset from "struggle-stricken" to "solution-driven" and it has helped me tremendously in staying afloat during difficult situations.

For example, readers can see from my previous posts in this blog that what happened to me in the last three months hit me hard both mentally and personally.

I got sick and fell while riding a motorcycle, my father got sick and in October my mother almost died!

It was painful and uncomfortable... And I played the game.

"What is your ease here, Sena? What is your ease?"

Immediately my mind switched from the pain to focusing on my blessings instead. "My ease is thank God I was educated as a woman who is getting stronger, patient and tough. My ease is, Allah sent someone to come and help ease the pain in my heart that I can't tell anyone else, even if it's just one sentence and for a short time. My ease is knowing many people who love me without any conditions. My ease is knowing Allah SWT will never test me beyond my means. My ease is knowing there is an end to this procedure (!!!). My ease is remembering Rasulullah SAW's promise that "no fatigue, nor disease, nor sorrow, nor sadness, nor hurt, nor distress befalls a Muslim, but that Allah expiates some of his sins', my ease is that..." and while I'm busy playing this "game", the suffering ends soon!

You see, our struggles are obvious and so it is easy to focus on them. But the ease is a mystery and so it is our job to find it. Honestly, I used to wonder, "But why can't Allah make it easier for us? What can't He make the ease clear and glaring for us? Why can't the ease just fall on our lap?!" and the answer to my questions came from the Ayah right after it, from the same Surat itself:

"So once you have fulfilled your duty, strive in devotion.
Turning to your Lord alone with hope." (94:7-8)

Allah SWT is teaching us that whenever we are in a difficulty, STRIVE. Do not stay idle. Do not give up and do nothing, but get up and do something! And I now realised that it is only in taking action, that you get courage. That you get hope. That you get better!

And when you've tried your best and put in the work, turn to Him with hope. How beautiful it is that Allah SWT is teaching us, step by step, how to overcome a difficulty?

1) Allah SWT says with every difficulty there is ease, and He repeats it twice because the ease is always more than the difficulty.

2) Allah SWT then say work on that difficulty. Strive. Take action. Put in an effort.

3) And when we've done all that, turn to Him alone, with hope!

We should then repeat this process over and over again until we are out of the tunnel. Fortunately for us, the light doesn't come after the end of the tunnel. For the believer, the Light of Allah SWT is already with us, even when we are still in the tunnel.

Everyone always says, "everybody struggles." But the truth is... everybody has ease too. Allah SWT has promised us in the Quran that the ease is with every difficulty, not after. He uses the word مع, i.e. with, in the Ayat and so there is no way that Allah SWT places us in a certain circumstance without sending us ease along with it. 

So may we always find our ease, dear.

If we can't, may we polish our hearts so that we can see His blessings better. May we remove the lens of the Dunia from our eyes and replace it with the lens of Akhirah so that we can see the purpose behind our tests. Most of all, may we get rid of the anger and frustration that might have tainted our hearts, and replace it with love and trust for Allah SWT instead.

Because when we have love and trust for Him, all we see is ease. 
And there is always ease.
And there is always light.
And there is always hope. :)

Love and prayers always,
Sena.

Tasikmalaya, 6 November 2021

0 Comments:

Nyaris Saja Mamah Pergi Selamanya!

11/04/2021 03:55:00 PM Sena Putri Safitri 3 Comments

 
Ini tentang aku yang telah tumbuh, lebih dari aku yang ada kemarin lalu. Berasa 30 tahun lebih dewasa dari usia ku sekarang.
Hallo readers! Apa kabar? Semoga kalian dan keluarga sehat-sehat dimanapun berada yak. Ku awali pengungkapanku dengan sebuah ayat dalam Kitab suci Al-Quran,

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?" (QS Al 'Ankabut 29:2).

Ujian - cobaan - godaan adalah jelas bagian dari bagaimana manusia beriman kepada yang Kuasa, Allah Ta'ala. Yang Maha Memberi juga Yang Maha Mengambil. Agustus kuhabiskan hanya dengan berbaring sakit - September Appa yang sakit - lalu dipukul habis mental dan batinku di Oktober ini, Mamah sekarat dan aku tabrakan! 😭 Hectic banget hidupku!

Yang paling berat, Mamah sekarat! 
(Sebuah utas)

Sabtu 18 Oktober jam 11.42 WIB, dalam keadaan sehat walafiat Mamah antusias banget ngajakin Ana untuk melakukan vaksinasi yang kedua. Tanpa lama, berangkatlah kami ke tempat yang telah disediakan. Selesai lalu pulang. Ana ndak jadi divaksin sebab belum genap 28 hari dari vaksin yang pertama. Setelah Ashar, Mamah mulai mengeluh badannya sakit semua, kami tahu itu pasti efek vaksin (yang biasa aja gitu - nanti juga sembuh). Menuju malam ada mual. Selang tiga hari, makin parah. Manggil lah Dokter dikasi obat dan lihat perkembangannya, makin parah sakitnya (nyeri sendi dan otot) sampai ndak bisa jalan dan bergerak sebab sakit sekujur tubuh. Jugak sakit kepala hebat. Datangkan Dokter ke rumah, dipanggil lagi.

Ini yang paling mendebarkan - membuat waktu ku pikir berhenti kemarin. Ba'da Maghrib, Mamah manggil Appa dari kamar, datanglah Ana "Kenapa Mah? Mamah butuh sesuatu? Ana lagi bikin nasi goreng". Mamah gak jawab cuma natap lalu kejang, kepalanya menengadah keatas, tangannya mengepal, lidahnya nyaris putus digigitnya, sampai kaki mengeras lalu tak sadarkan diri. Ku teriak manggil Appa, "Pa!! Lihat Mamah! Kenapa?" Sambil histeris. Appa ana ke kamar, merangkul dan memeluk mamah Ana dalam pangkuannya sambil menangis tak karuan. -Epilepsi.

Ana berusaha bertindak cepat dan rasional, ku panggil tetangga minta bantuan - lari ke rumah nenek manggil Bibi ndak kerasa - ku pikir kemarin terbang (melayang). Tiba di rumah Mamah sudah sekarat 😭😭😭 (setiap orang yang tiba di rumah menangis sambil ngaji Yasin dan berdo'a kesembuhan Mamah. Mamah sampai sudah di titik dibacain syahadat 😭😭 di Allah Allah. 😭 Singkat cerita dibawalah ke Dr. Tian saat itu juga. Dr. Tian angkat tangan, dibawalah ke RS di Cipatujah lalu ke RS Kota. Sampai pelabuhan RS terakhir yang bersedia menangani (dirujuk) dengan segala fasilitas dan alat yang dibutuhkan di Singaparna Medical Center (SMC).

FYI, Mamah Ana koma (tak sadarkan diri itu selama 3 hari 3 malam).

Diagnosisnya apa? Kompleks ternyata. Meningitis, Infeksi paru, Hiponatremia, Aki, Dyspepsia, BP, OBS, TB.

Dalam perjalanan perjuangan Mamah dirujuk, kesana kemari - urus ini itu dalam seminggu sebagai anak pertama keluarga ini, Ana ndak punya waktu untuk bersedih dan ndak ada kesempatan buat menangis! Sampai tiba di suatu pagi, Ana ambil berkas dari rumah menuju RS dan jebred! Tabrakan hebat motor dan motor. Motornya hancur, Ana terpental jauh berguling beberapa kali sampai kehalang kursi pinggir jalan. Masih terekam dengan jelas diingatan suara dan saat motor yang kupakai ditabrak. Merangkak dari tengah jalan, yang ada di kepala cuma satu gimana caranya Ana bisa sampai ke RS Kota tepat waktu untuk urus administrasi biar Mamah pindah dari IGD ke kamar rawat inap. (Takut gak kebagian kamar - banyak sekali pasien di RS sana).

Semua orang berkerumun, saudara yang lain datang dengan cepat (Ana juga bingung cepat banget kabar beredar), orang-orang yang justru malah menangis karena Ana keukeuh tetep mau melanjutkan perjalanan. Bukan gak sakit tapi gak dirasa, kekhawatiran ku terhadap ibu ku yang takut terlalu lama di IGD membuat nyeri di tubuhku tak terasa. Ya Allah.... adaaaa sajaaaa ujian. Sampai RS langsung urus ini itu dengan kaki yang pincang dan tangan yang bengkok 😂 lalu begadang semalaman jaga Mamah, gantian bersama Appa dan Bibi (gak habis pikir kenapa waktu itu Ana masih kuat sampai begadang wkwk) besoknya pas bangun baru kerasa tu ndak bisa bangun lalu di rawatlah. Jadi yang sakit jaga yang sakit. Maha Besar Allah dengan segala kekuatan dan kesembuhan!

Rutinitas ku sekarang!

Alhamdulillah Mamah telah pulang dari RS. Kami sudah berkumpul di rumah, bukan di tempat yang penuh kepedihan - kegamangan - bau darah - dan bau obat! Jangankan untuk tidur lelap - sibuk mengganti pampers, bersihkan pupup, buang pipis dari pispot, nyuapin, bersihin badan Mamah (di lap), nyisirin, ngelaundry, ke lab, ke poli, begadang takut antibiotic habis di infusan, begadang takut Mamah gerakin tangan saat tidur dan membuat dua mesin elektrolit yang terhubung ke badannya mati, dll.

Pun saat pulang ke rumah, Mamah betul-betul istirahat total. Ana sekarang berperan ganda. Sebagai anak dengan segala kesibukan pekerjaan pribadi dan meniti mimpi-mimpi juga sebagai sebenar-benarnya Ibu Rumah Tangga yang mengambil alih pekerjaan domestik dan publik seorang ibu. Mengurus 5 orang di rumah, ngebackup financial membantu Appa (meski Appa melarang), menata mental keluarga, adik-adik, dan semua kegiatan domestik lainnya yang tak pernah usai. Coba katakan, nikmat mana lagi yang kau dustakan? 😂 Sudah kubilang tidak ada waktu untuk menye-menye - manja - dan buang waktu.

Setiap pagi bangun jam 4 am lalu subuhan dan kegiatan spiritual lainnya, masak nasi, nyapu, ngepel, pergi ke pasar, masak buat bekal appa, sarapan adik-adik ke sekolah, setrika, siapin dan suapin makan Mamah dan obatnya, nyuci baju dan nyuci piring, dll. Ana upayakan selesai sebelum jam 9 am. Mengingat jam 9 am sudah saatnya bekerja (ngajar di campus, ngerjain tugas dari Komisi Yudisial, submit paper, dll). Betul-betul stand by 24+7 untuk Mamah dan keluarga. 💕 Subhanallah! Ah mantap pokoknya 😆 Alhamdulillah punya adik-adik yang kooperatif, nyaah (sayang), ngerti dan ngebantu banget Tetehnya. Terlebih si Andra (16th) lumayan bisa diandalkan as a brother, kalau si dd Rizmi (8th) mah masih kecil tahunya kalau laper ya makan, ngaji, jajan dan sekolah. Plus kadang bantuin Mamah bangun 😁 (karena Mamah ana ndak bisa jalan gaezz)

Dah terdidik sebelum berkeluarga, kalau kata Bibi "Enyi nanti dah gak mungkin kaget dengan tek-tek bengek isi pernikahan."

Kasus viral: nitipin ortu ke panti jompo!

Belakangan media sosial Twitter sampai stasiun televisi ramai dengan perbincangan soal keluarga. Hal ini bermula dari sebuah unggahan yang memperlihatkan seorang ibu yang dirawat di panti jompo padahal anak-anaknya masih hidup dan mampu merawatnya. Unggahan tersebut tentu menuai beragam komentar warganet sampai-sampai unggahan tersebut viral dan menjadi bahan diskusi banyak orang. Terlepas dari pro dan kontra, kita sebagai netizen harus belajar dan paham bahwa tidak semua keluarga itu lengkap dan harmonis. Banyak sekali hubungan domestik, halnya keluarga yang rusak sebab berbagai faktor. Masalah utama kasus viral tersebut ya stigma masyarakat terhadap 'panti jompo' yang acap kali dipandang sebagai "pembuangan" padahal barangkali ada sisi-sisi sosial yang justru tak dapat kita lihat karena kedengkian kita sedari awal.

Namun bagi saya (semoga Allah memberikan kekuatan lahir batin), jangankan menitipkan orangtua ke panti jompo, jika saya dihadapkan dalam sebuah pilihan yang berat: Saya InsyaAllah ikhlas dan Ridho tak menikah sekalipun dan hidup merawat orangtua selamanya dari pada bersedia menitipkan ortu ke panti jompo. Dengan tetap menyaksikan kedua adik laki-laki saya berkeluarga dan bahagia. Mungkin diantara pembaca tulisan ini menganggap bahwa ujaran saya tersebut terlalu heroik, sok-sok an, menyedihkan dan lainnya. Tapi coba buka lebar-lebar pikiranmu - otakmu - hingga cara pandang mu lebih luas dan bisa menjangkau fakta bahwa kebahagian itu tidak terletak dalam luaran; pernikahan, kekayaan, jabatan, pasangan, dll kebahagian tu ketenangan jiwa.

Pun bagiku, dengan hidup dan menghidupi orangtua ku itu jalan kebahagian yang mampu kutempuh. Jadi sekarang atau kelak, pernikahan tak jadi soal bagaimana saya membangun hubungan bersama keluarga terutama orangtua. Bahkan dengan adanya pernikahan, kita semakin menciptakan banyak kebahagian dan mempererat serta memperluas ikatan keluarga tersebut. Keluarga suami mu ya keluarga mu. Apalagi orangtua suami ku ya sebagaimana orangtua (kandung) ku juga.

Barangkali itu pengandaian saya jika berhadapan dengan situasi yang sulit, tapi tentu saya akan selalu berdo'a agar orangtua saya dan kalian sehat walafiat lahir batin, berkah usianya, serta kelak dapat menyaksikan anak-anaknya membangun keluarga yang menyenangkan dan menenangkan mereka. Saya juga tentu ndak mau sendirian heyyy 😂

Rumah dan Mamah adalah labirin ingatan.

Penyakit, seperti juga bandit yang cerdik, kerap datang dengan tiba-tiba. Ia menyergapmu di saat kamu oleng dan tidak siaga. Tapi bukankah hidup memang seperti itu? Kamu dibuat belajar, entah dengan kesalahan atau dengan penderitaan. Nasib seringkali berulah seperti garong, diam-diam merampok hal yang berharga untuk kita, lantas setelah habis dijarah, kita dibiarkan sendiri tanpa apapun.

Kita tak pernah tahu apa yang ada di depan. Kita menjalani hari demi hari dengan siap siaga, tapi kadang... kita akan jatuh dan terjerembab dalam kegetiran yang teramat sangat. Beberapa dari kita mempersiapkan tabungan untuk menghadapi pernikahan, pensiun dini, sementara yang lain berpesta seperti tak ada hari tua. - adalah pilihan.

Menjadi tua adalah usaha percaya diri bahwa kita akan hidup cukup lama untuk jadi pikun dan renta. Tapi kadang beberapa dari kita tak berjumpa hari tua dan berujung jadi mayat sebelum sempat menyapa uban. Itu mengapa Ana berharap kita akan menciptakan kenangan baru, ingatan baru, daripada mengutuk yang telah lewat.

Mengutuk, murka, geram, dan sejenisnya hanya mengafirmasi amarah. Tak ada hal yang baik lahir darinya atau kukira demikian. Belakangan Ana sadar, kemarahan juga bentuk emosi yang wajar dimiliki. Tidak ada yang salah dari marah, yang salah adalah agresi, kemarahan menggebu yang menginginkan kehancuran.

Kukira tak ada yang lebih gembira daripada seorang ibu yang melihat anaknya bahagia. Atau ayah, jika kamu tak punya ibu. Masing-masing orang tua sedikit banyak punya naluri untuk melindungi apa yang menurut mereka penting. Pertama keturunan, kedua kebahagiaan darah dagingnya, dan yang terakhir jika dirasa perlu, adalah kehormatan dirinya sendiri. Meski demikian, tidak semua manusia yang punya anak layak disebut orang tua. Sebaliknya, tidak setiap anak sudi merawat dan mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai anak-anaknya. Kebanyakan, lepas bebas setelah memiliki jalan hidup keluarga masing-masing. - dan kita tidak boleh begitu. Tentu dengan kesadaran bahwa mencintai dan merawat mereka bukan hutang yang harus dibayar anak kepada orangtua.

Apapun yang terjadi maka terjadilah - dengan guncangan hidup berkali-kali saya pikir jalan apapun yang kelak akan saya tempuh dengan Ridho Allah saya siap menjalaninya. Mohon doa-doa baiknya yak readers untuk Mamah, menuju kesembuhan. Tak lupa Ana haturkan juga banyak terima kasih untuk support, doa, bantuan, pendampingan, yang kami dapat semoga Allah membalas berlipat. Aamiin.

And you, Sen.. keep arguing for your limitations!

You know... I’m proud of you.
You are here, right now. Still alive and fighting. You are a complex product of everything life has thrown your way and you still managed to keep going and trying your hardest to be the best person you could be. You’re a soon to be dreamer, an aspiring writer, a beautiful girl, and the best of all of your generation.

You deserve love. Despite what you feel or think when you rise each day. You deserve forgiveness. You deserve chance to prove yourself. You deserve adventure and laughter. You deserve a never ending love and also good food.

Hei, you have been through this before, you have had bad days before and you survived all of them, I can certainly believe that you will survive this one too, it’s just one nightmare, it’ll pass, you won’t always feel like this, you got better, you’ll get better again.

Love and prayers,

Sena.

Tasikmalaya, 4 November 2021

3 Comments:

Nitipkeun Kanyaah, Namplokeun Kaheman

11/02/2021 09:26:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Munggaran urang patepang
Di bumi parahiyangan
Namplokeun kahèman
Silih nitipkeun kanyaah

Anjeun datang jungjunan...
Nyorang lembur nu èndah ligar
Neang kuring nu ngalangkang dina rasa
Medalkeun kanyaah nu ngumpul na jero dada

Urang anteng padudua an
Maheutkeun jangji pasini
Urang otèl padudua an
Hareupan nyanding laksana

Gurat angin jadi haleuang
Kadeudeuh beuki karasa
Halimun jadi panuyun
Kana hèman na salira

Unggal usik rasa ning hoyong patepang
Hujan marengan nyorèang mangsa katukang
Aduh Akang...
Salira moal kaganti sabab hatè geus ka patri

Keclak ci soca maseuhan damis salira
Nyurucud lila nutup bagja nu mangkukna
Lalakon hatè geus sakieu jauh na
Gusti... Akang ngalayang dina èmutan

Beuki muka lawang katrèsna ka salira
Beuki molongo panto kasono ka salira
Dag dig dug hatè masih karasa
Tah didinya di palebah Singaparna

Duka iraha
Duka dimana
Urang tepang kadua
Medarkeun rasa kacinta

Singaparna Medical Center Tasikmalaya, 2 Nopember 2021

0 Comments: