I've Had Enough...

1/21/2021 02:35:00 PM Sena Putri Safitri 1 Comments


Tulisan pertama di tahun 2021. Saya dedikasikan untuk mamah yang mengajariku cara mendengar dan appa yang membuatku menulis cerita-cerita.

Tahun Temaram

Januari gerbang awal penuh duka. Perlahan temaram tenggelamkan beribu upaya. Ya Tuhan, semoga Januari tidak menerus hujan musibah dan wabah. Apa yang lebih duka dari sebuah peristiwa bernama kehilangan?
Dua tahun yang dimulai dengan luapan. Terlalu banyak kehilangan; corona, banjir Jakarta-Kalimantan-Manado, gempa Sulawesi-Jabar, longsor Sukabumi, semburan lava gunung merapi-semeru atau wafatnya para alim ulama di setiap sudut negeri.

Diantara rentetan daftar kedukaan, saya ucapkan turut berduka cita atas musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC (Jakarta-Pontianak). Do'a terbaik untuk seluruh awak dan penumpang pesawat yang masih dalam proses pencarian. Pula, semoga surga tanpa hisab untuk Syeikh Ali Jaber ulama penuh rasa cinta. Bersamaan dengan itu, hari ini saya genap men-dua-puluh-tiga. Maha besar Allah dengan segala kebaikan waktu dan isinya. Salah satunya sebab Appa.

My Favorite Human
Appa, one of my favorite human!. Saya nyaris tidak pernah merasakan mununggu senin sampai sabtu hanya untuk menyambut rindu untuk appa, sosok lelaki pembelajar yang hampir bisa mengerjakan segala hal. Sungguh jadi parameter kehadiran laki-laki setelahnya di bila-bila masa tiba dalam kehidupan. Sedari kecil meski appa beberapa kali kerja ke luar kota saya tidak pernah merasa ditinggalkan. Ajaib memang bagaimana cara Appa memantrai kami dengan treatment kanyaahnya. Kalau mamah kan memang selalu di rumah.

Malam minggu lalu, tidak ada rencana keluar untuk berpergian. Tapi, sore hari saya sempat bilang kalau ada senior semasa sekolah yang mau silaturahmi ke rumah setelah menahun ndak jumpa sebab jauh cari ilmu di negeri sebrang. Boleh tak? Biasanya Appa tanya mau apa? Siapa? Kali ini tidak. Cuma diam saja.

Tak lama kemudian, usai wiridan maghrib Appa bilang "Teteh ganti baju, malam mingguan hayu" tanpa menjawab ana langsung ganti baju 😂 mamah cuma senyam-senyum. Di jalan yang belum punya tujuan, ana terkejut dengan ucapannya, "Dari pada diapelin orang, mending sama bapak keluar jalan" banyak tangis haru yang ibu tidak tahu. Beliau juga yang mengajariku bagaimana menyembunyikannya rapat-rapat. Singkat waktu, setelah beli-beli, kongkow kami pulang jam 9.30 an di rumah dengan bakso kemot yang menggantung depan motor.

Perjalanan pengertian yang sungguh lama sejak saya mulai mengenal konsep bapak dalam perkembangan pengetahuan anak. Sama seperti bapak-bapak yang lain, Appa ingin membahagiakan keluarganya sampai memindah kaki jadi kepala kepala jadi kaki. Tapi, sama seperti Appa... ana ingin kelak hidup bersama lelaki yang menyenangkan orang lain tentu dengan dorongan dari dirinya sendiri bukan semata keharusan legitimasi agama atau negara sebagai kepala keluarga. Mengindahkan perjuangan.

Di Januari yang telah habis separuh... Ya Allah beri ana dan adik-adik waktu untuk bisa membahagiakan orangtua kami sedari dunia.

Merawat Cinta Sena
Dari setiap perayaan kelahiran, ajuan pertanyaan "ambisi, bagaimana ambisimu?" Lebih menarik ana rasa ketimbang harapan-harapan yang ada di kepala. Gantian membludak minta ditunaikan.
Prihal ambisi, sekarang hidup ndak terlalu ambis! (As like over achiever) Sedapetnya aja, hidup full time dreamer and part time achiever. Good enough is not enough. Sedikit ambisi bisa menghembuskan kapal ke layar, jika terlalu banyak bisa meyebabkan kapal tenggelam. Meskipun tetap saja menang ketagihan kalah penasaran, kadang saya merasa harus meminta maaf sebab itu~

Banyak cara manusia merawat cinta, banyak dengan kesetiaan, pendapatan, perhatian-pengertian, relasi kuasa saling menguntungkan, ketersediaan kehadiran, dan lebih banyak lainnya. Diantara kemuliaan cara manusia merawat cinta, kurawat cintaku dengan bekal mencintai Tuhan (iman) lagi tulisan. Abadi dalam karya (kehidupan). Without much argument. Verba Volant, Scripta Manent bahwa “Apa yang terkatakan akan segera lenyap, apa yang tertulis akan menjadi abadi." Setidaknya di catatan kehidupan masing-masing.

Suatu relasi nikmat dijalankan jika lahir dari Ikatan yang sah menurut agama dan negara.

2* Ain't Easy.
Di usia yang baru, semoga bertambah dewasa.
Di usia yang baru, semoga berlipat gembira.

Semoga tumbuh - menua dengan bijaksana.
Selamat ulang tahun, Sena.

2* ain't easy. You lose your friends, you make mistakes, you fall, you fail, you realise things, you hit reality, you lose yourself, you go through different phases of insecurity, loneliness and frustrations, you go through heart break. Thank you Allah, family, friends and everyone who loves me.

Tasikmalaya, 21 - 01 - 2021

1 Comments: