Pada dia yang pergi, tanpa pernah menyapa lagi.

11/07/2020 05:40:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Aku berada di ruangan tempat biasa ia duduk dan bercerita. Mengingat apa yang terjadi hari itu, aku mengenangmu dengan penyesalan. Aku terlanjur mengatakan hal yang sebenarnya aku tidak yakin dengan kebenarannya. Mengingat mu menjadi hal yang (sesekali) menyakitkan. Namun, bukankah akan lebih menyakitkan jika justru kau bertahan dengan kenangan yang bahkan sudah ku lupa. Akan semakin pilu, jika kau terus menunggu. Jauh bijaksana misal kita saling mengingat dalam kebaikan, pelajaran, dan manfaat saja bukan sebab marah atau cerita sebal sedih lainnya.

Rindu seringkali menjelma jadi basa-basi. Sembunyi pada apapun yang sedang ia cari. Hingga akhirnya ia menemukan jalannya sendiri. Namun, agaknya akan berbeda jika rindu tertuju pada nama yang tak mungkin kembali. Pada dia yang sudah pergi, tanpa pernah mau menyapa lagi.

Aku tahu, dalam sehari ada jutaan manusia menjalani banyak peran. Cuma tak habis pikir saja dengan sosok yang mampu menjadi kekasih bagi lebih dari satu hati. Untuk jatuh cinta saja, aku percaya itu harus dilatih! Proses menuju satu frekuensi. Mustahil sekali lihat langsung cinta lantas menerima seluruhnya. Jika itu terjadi, besar kemungkinan, kau hanya jadi kaset rekaman yang sedang ia putar dari warisan rasa hubungan sebelumnya. Uh!

Hikmahnya, dimasa sekarang jika kita terlalu cepat bergerak maka tidak masalah untuk menepi sejenak. Berikan lebih banyak waktu untuk berbenah. Tak usah tergesa-gesa, waktu akan membuat mu berubah. Jangan hanya berdiam diri, pergilah dan temui orang-orang yang tahu kenapa manusia hidup harus saling menghargai.

Sesekali jumpai aku sebagai wujud apapun, biar sebagai bilahan papan pinggir ringroad selatan sekalipun tak apa. Kau ingat itu sudah luar biasa.
Memang, manusia Tuhan beri makna seraya melepaskan dengan tega.

Bilang saja saat rindu, sesempatmu. Sama seperti mu yang datang saat perlu aku juga begitu, pergi hanya untuk mengejar perlu. Ini bukan tanah basah bekas hujan kemarin, sedikit banyak kita terlatih. Jika bukan karena kemanusiaan, kita dilatih dengan Iman. Good friendships are transformative, right?

And last but not least... Dear, everyone 💌
Kepada setiap yang pernah.
Kita harus berterima kasih kepada mereka-mereka yang hanya sebatas hampir.
Berterima kasih kepada mereka yang sekedar mampir.
Berterima kasih kepada mereka yang gagal membersamai.
Berterima kasih kepada mereka yang setia menemani meski tidak dimiliki.
Berterima kasih kepada mereka yang sepintas dan tak tuntas.
Berterima kasih kepada mereka yang berhenti lalu pergi.
Berterima kasih kepada mereka yang bahkan selesai sebelum dimulai.

Salam,
Dari setiap kita yang pernah menjadi; dua asing yang sempat saling.

Tasikmalaya, 6 November 2020

0 Comments: