Bertepuk Sebelah;

9/29/2020 08:48:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Bertepuk sebelah;

Kamu merasa telah menemukan orang yang tepat. Ia memenuhi hampir semua kriteria yang selalu kau bayangkan sebelumnya. Hadirnya membuat hidupmu lebih berwarna. Hingga menyulap hari-harimu jadi penuh bunga, iya semenjak mengenalnya.

Kamu pun mulai berani menyimpulkan, kalo kamu memang lagi jatuh cinta.

Tapi sayang;
Namamu adalah kata yang tak pernah ia eja. Perhatianmu padanya adalah getar yang tak pernah ia rasa. Kamu menatapnya dengan nyala dan ia memandangmu serupa bala. Sadar dan sengaja. Jadi sadarlah.

Tak terbalas;
Akhirnya kamu memilih jatuh cinta secara diam-diam juga. Menjaga rasa tetap rahasia. Mencukupkan diri dengan tangan yang hanya cukup untuk menepuk udara. Hey you! Mau sampai kapan dibelenggu asa?

Padahal;
Suara cinta yang indah hanya akan tercipta jika dua tangan bertepuk mesra. 

Untukmu kawan...
Temukan sosok lain yang bersamanya kamu bisa jatuh cinta terang-terangan. Menyenangkan. Tanpa peduli penglihatan orang.
Temukan orang lain yang kepadanya kamu bisa berbagi rahasia.
Temukan orang lain yang tangannya siap menyambut tepukan tanganmu, lalu biarkan suara cinta menggema ke segala penjuru dunia.

Dengannya, semoga selalu ada cara untuk mu bahagia...
Seperti yang selalu kuucap, berbahagia lah duluan. Aku menyusul.

Tasikmalaya, 29 September 2020

0 Comments:

Mengeja Dewasa (Harga sebuah percaya)

9/27/2020 05:20:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Saya menulis ini di beranda sebuah rumah sederhana, di kota kecil dan terpencil. Saya sedang berada jauh sekali dari tempat biasa saya membangun hidup dan belajar menghidupi diri tidak dengan tangan ibu dan bapak. Sengaja menepi dari Jogjakarta. Mengasingkan diri sebentar dari ibu kota yang telanjur membuat saya jatuh cinta. Memang nggak lama, tapi paling nggak cukup untuk menghidupkan kembali mimpi-mimpi yang tertunda karena realita menyita waktu saya.

Seiring dewasa;
Saya butuh orang yang lebih tua untuk saya terbiasa mendengar.
Saya butuh sesama wanita hanya untuk mudah merasa.
Saya butuh pria untuk sudut pandang yang berbeda.
Saya butuh sendiri untuk sementara berkontemplasi.
Saya butuh teman sepadan agar terjalin sebuah diskusi.
Butuh diri sendiri untuk tetap berjalan meski sedang susah payah.
Di sisi lain, sesuatu yang sedang tidak dibutuhkan bukan berarti harus dibuang.

Jika boleh diulang
Pertanyaannya selalu sama "bisakah manusia tidak perlu memikul terlalu banyak beban?" Bukan hanya tentang kehidupan ku. Tapi untuk bapak pemulung sampah dini hari di jalan KH. Zainal Mustafa Tasikmalaya. Untuk ibu yang sudi mencuci ulang nasi bekas orang hanya untuk memberi makan anak-anaknya di gubuk yang tak berbentuk itu. Untuk anak-anak se-usia adik ku yang harusnya mendapat limpahan kasih sayang keluarga serta garis pendidikan yang jelas tapi bertarung panas dan dinginnya Jogja untuk menanggung kewajiban bangsat orangtua nya yang hanya becus membuat mereka ada tanpa mau merawat dan membesarkannya. Manusia sampah!

Banyak sekali kesempatan (tawaran menggiurkan) pasca lulus pendidikan strata 1 di kampus terpadu itu. Mulai dari lanjut pendidikan S2 di campus dalam dan luar negeri, tawaran posisi tertentu sebagai privilege freshgraduate, atau mencoba mencicipi nikmatnya menjadi anak pertama perempuan satu-satunya keluarga ini dengan mengolah modal menjadi pemilik modal wkwk Saya memilih berdikari, Mah, Pa!!!! Orang enteng sekali bilang "kok gak diambil? Sayang banget." "Enak ya hidup kamu tu mulus, lacar kayaknya tu." "Gimana rasanya jadi kamu? Kamu harus bersyukur kamu dilimpahkan kesempatan sedemikian".

"Bersyukur" (Saya rasa ndak melulu harus berucap alhamdulillah dan terimakasih). Apa yang saya dapat setiap hari tak lain ialah kalkulasi doa Mamah dan Appa setiap detik. Jadi, bagaimana bisa saya kufur nikmat misal ingat perjuangan orang-orang tercinta. Saya tidak mau menjadi serakah. Tak apa wajar, usia-usia ini memang sedang panas-panasnya, kalo kata Mamah "Persiapkan cadangan perang, tak lama lagi Teteh akan memasuki fase krisis seperempat kehidupan". Buseeeeddddd 🤣 semoga saya selamat nan berbahagia Mah!

Mengejar karier baru dimulai. Membicarkan pernikahan kadang malah berujung pertengkaran. Merencanakan investasi, uang habis sekali gaji. Usia bertambah, garis hidup jua mesti berubah. Jika boleh dikata, saranku untuk para pelajar (mahasiswa dan sesiapa yang masi sudi membaca) inget "belajar itu menyenangkan." Sibuk dengan bacaan, berpikir tentang analisis, menghadapi  layar laptop sampai mata berair atau terlelap sambil nugas di tempat yang full wifi meski hanya didampingi es teh saja, mengeluh sampai berbusa sebab teman se-kelompok yang gada otak mau dapat nilai tapi tak mau kerja, dosen yang tekstual + menyebalkan, itu semua akan kamu rindukan pada masanya.  Sampai kamu menyadari bahwa tidak memikirkan apa-apa dalam waktu yang lama adalah hal yang menyiksa.

Jangan terburu-buru. Jangan sampai kamu melewatkan banyak hal pergi hanya sebab kamu tidak pandai mensyukuri. Kebebasan dan semangat memang milik anak muda, tapi definisi bebas bukan berarti membuat kesalahan terus berulang dan prestasi (capaian) mulai berkurang. Mau cepat lulus mengejar reward cumlaude misal, itu luar biasa. Tapi jangan lupa berakhir cepat, berarti siap memulai tingkat lebih tinggi dengan lebih cepat pula. Tidak ada leha-leha bagi anak muda. Usai menempuh pendidikan bukan berarti menyudahi tentang pemikiran. 

Apapun yang kita bawa, itu beban. Kebanyakan beban ada di kepala. Apa yang kita pikirkan, yang kita lihat, dengar, dan kita bayangkan. Kita bawa tidur sampai mengambil alih mimpi-mimpi. Uh mengerikan. Saking seringnya begini, kadang saya sudah tak ingin membahasnya sama sekali.

Good will.
Yup, niat baik! Apa kabar niat baik mu yang mungkin terhanyut oleh lupa, lelah dan bisa saja putus asa? Bruh! Niat baik juga perlu dijaga. Dia bisa hilang kapan saja. Selagi kita lengah, tidak ada yang menjamin ia tetap bersemayam dalam dada. Disambut godaan, cobaan, ujian depan mata, yakin niat baikmu tetap sama?

Awalnya datang menuntut ilmu, pergaulan hedonis meluluhlantakkan niat di awal itu. Awalnya berniat menyumbang sekain rupiah, kemudian tergoda bukti transferan lantas mempostingnya. Awalnya hanya ingin silaturahmi, malah kelewatan ngobrol sampai bergunjing hingga keterlaluan. Niat hati menjalin hubungan yang diridhoi sebagai tanda kebaikan, namun sebab waktu yang lama perasaan Dan hubungan tumbuh tidak sewajarnya. Niat hati menikah untuk beribadah, ditengah jalan tergoda harta juga wanita / pria kedua hingga rusak sebelanga. Niat datang mengaji, di sebrang sana barusan jemaah lelaki tampak gagah, meliriklah semua mata. Tak ada, tak terdengar apa-apa nasehat alim ulama. 

Tidak ada pelajaran yang paling efektif selain membenturkan kepala sendiri.

Meski manusia tidak sempurna. Apa salahnya mempercayai prasangka baik manusia? 
Saya punya mantra yang saya tulis dalam buku diary hitam hadiah ulang tahun itu, begini: "Bahwa Allah mengikuti setiap prasangka hamba-Nya"

Segala yang sukar; sulit itu adalah dalam rangka memvisualisasikan do'a Mamah dan Appa.

Tasikmalaya, 27 September 2020

0 Comments:

You Need This Reminder Daily!

9/16/2020 12:40:00 AM Sena Putri Safitri 0 Comments


Why you should never skip your morning routine?

Good morning! Don't freak out, it's me.  Well it's you but you've just forgotten who you are. You forgotten what makes you happy and you just don't feel like best your self yet. That feeling of dreading the day and "I can't do this" It's totally normal. You felt it yesterday and you got through it. You'll get through it again today. I know you're wondering how it's possible to have gone to bad last night feeling good and then suddenly wake up the next morning feeling overwhelmed and anxious.

Honey, you have spiritual amnesia. But you're gonna be okay. There is a cure. I know everytime you wake up you feel like all the work you did yesterday on your mindset and your health and your business somehow got arissed like your going back to square one, doubting your self. That's why I decided to make this essay. Because frankly, i got six arguing with us about taking action and negotiating way all your goals in exchange for short-term pleasure. So this is your official reminder  that you can and will become your best self.

The first step is to stick to your morning routine. I know it's tempting to skip it in exchange for social media or productivity but you can't do that. Start with your mantras and then your healthy breakfast and some exercise. The next step to the cure is to be kind to yourself. I know your beating yourself up right now for forgetting. The crazy thing is no matter how long you've been on positive journey every new level means it's going to require a new level of dedication for you. So don't be so hard on yourself. You need this reminder daily and that's okay.
The final step is to never ever give up. Your feeling are just helping remind you what habits you need to  change and what habits you need to support you.
So, have a little patience with yourself and don't give up on growth.

Bottom line, it's okay to struggle. Everyone else is going through it too your not that special. What is special about you through is what you choose to focus on. That is going too determine what choices you make and whether or not you live the life that you have always wanted.

Go on now! You control what comes next. What you do right now though will ripple effect into the rest of your day, week and life.
So take a deep breath and make today the best day yet.

Yours truly, Sena Putri Safitri.

Yogyakarta, 16 September 2020

0 Comments: