Anggar Pikiran

5/22/2020 10:37:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Jika perbedaan bukan pembeda, terus buat apa perbedaan?

Ya itu baik, artinya jika semua orang berfikir di luar kebiasaan maka akan ada percakapan diantara orang-orang. Dari situ munculah kontroversi. Kebayang gak kalo hidup sama semua?

Tanpa bidasan, tidak ada tantangan atau semua berjalan lancar sesuai rencana tanpa ujian dan hambatan. Apa namanya kondisi demikian? Ibarat Hakim tanpa hukum. Jurnalis tanpa narasumber.

Kenapa orang berdebat karena ada yang mengganggu ketertiban pikiran masing-masing kepala. Bagi saya, itu estetik!. Anti-thesa itu daya dorong keberhasilan hidup manusia, lebih jauhnya rumah tangga eh peradaban maksudnya~

Sampai bertemu di percikan pikiran Sena yang baru.

Yogyakarta, 22 Mei 2020

0 Comments:

Filosofi Perempuan (7)

5/11/2020 11:46:00 AM Sena Putri Safitri 1 Comments


Perempuan yang bisa merawat pikiran akan memiliki kecantikan yang tidak lekang oleh waktu. Merawat pikiran dimulai dengan mencerdaskan diri melalui ilmu.

Maka, pendidikan bagi perempuan bukan semata persoalan mendapatkan ijazah, tetapi juga menyangkut tanggung jawab meningkatkan kecantikan yang bisa membuat bangga keluarga, suami dan anak-anaknya kelak.

Seorang istri yang pintar, akan lebih dihargai dan dicintai oleh suaminya. Karena itu, sudah jelas pengetahuan yang dimiliki perempuan adalah salah satu bentuk kesempurnaan yang dijadikan kriteria dambaan setiap pria.

Dasar thesis diatas merujuk pada sebuah falsafah, "Seorang anak berhak dilahirkan dari rahim ibu yang cerdas". Sehingga, laki-laki sadar betul perempuan dengan latar belakang pendidikan yang baik (formal-informal-non) akan membuat kelahiran keturunannya lebih dari sekadar diasuh, disusui dan dibesarkan, tetapi juga dibekali dengan pengetahuan yang berdayaguna dalam tumbuh kembang sang anak. Tangannya, kedua tangan perempuan bermula mengasuh buah hatinya adalah tabungan membesarkan peradaban.

Jika istri pintar secara pengetahuan ia juga InsyaAllah pandai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab nya, mengedepankan kompetensi daripada kemarahan, sebab anak-anak bukan pelampiasan emosi ibu bapaknya, mereka harapan bagi kehidupan untuk membangun peradaban di masa depan.

Oleh sebab itu, memarahi anak-anak dan membuat mereka takut atau trauma bukanlah pilihan. Ketakutan terhadap orang tua menyebabkan tekanan batin, padahal anak-anak butuh berani menantang dunia dengan kemampuan dan keahliannya, sehingga peran ibunya dalam menumbuhkan sikap-sikap kritis yang bertanggungjawab harus diutamakan. Sedari dalam rumah. (Karena ibu adalah Madrasah pertama bagi seorang anak)

Saat anak berani menyampaikan pendapat, sebenarnya itu hasil dari pewarisan genetika kecerdasan bapak dan ibunya. Dari itu, saat anak menggemukan pendapat jangan dianggap sebagai gerakan perlawanan, justru itu sebuah awal dari kesadarannya untuk berani tampil lebih kritis terhadap realitas masanya.

Ajaklah anak bermusyawarah dengan ilmiah, setiap anak punya potensi untuk memiliki kompetensi berbagai bidang, permulaan kompetensi tersebut berani menyuarakan pendapat untuk sebuah masalah dalam upaya penemuan jalan keluar, sehingga musyawarah yang ilmiah akan  jadi bentuk kompromi yang mencerdaskan. Begitupun orangtua saya mengajarkan.

Musyawarah ilmiah akan mudah dilakukan perempuan dengan latar belakang pendidikan yang baik. Inilah gunanya perempuan sekolah dan kuliah, untuk mempersiapkan diri jadi teman diskusi yang mencerdaskan anak-anaknya kelak. Sehingga cantik pikiran seorang ibu akan membuat aura sang ibu bukan sebatas apa yang terlihat oleh mata, tetapi juga apa yang unggul dari gagasan dan pengetahuan yang dimilikinya. Dan laki-laki semoga terbantu sebagai kawan berfikir dan lawan bicaranya dalam sebuah payung rumah tangga. Bukan jadi insecure atau menjadikan perempuan sebagai saingan yang harus dilenyapkan.~

Yogyakarta, 11 Mei 2020

1 Comments:

Filosofi Perempuan (6)

5/07/2020 11:23:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Perempuan itu sensitif dalam menerima bahasa, untuk itu daripada mengatakan "Masa gini aja gak becus" lebih baik sampaikan "Pekerjaan mu kurang sesuai" 

Meski secara makna sama, namun laki-laki yang mengucapkan kata "tidak becus" jelas akan menyakiti perasaan perempuan lebih dalam dibandingkan menggunakan kata "kurang sesuai".

Terlebih kalau diucapkan seorang suami kepada istri, kata "tidak becus" itu kasar sekali, membuat usaha yang dilakukannya seolah bernilai rendah, sedangkan pengucapan "kurang sesuai" lebih sopan, apalagi kalau disertai alasan yang diujarkan bertutur selembut-lembutnya.

Dalam memberi masukan terhadap kelemahan perempuan (atau pasangan) ketika mengerjakan (apapun) harus berhati-hati, sebab mungkin kedepannya misal sudah berumah tangga tidak ada atasan-bawahan, yang ada ya rekan senasib sepenanggungan.

Koreksi itu perlu tetapi jangan terlalu kasar sebab perempuan itu diberi kelebihan rasa, sehingga mudah terluka meski digores sedikit saja lewat kata.

Perceraian atau berakhir nya suatu hubungan domestik laki-laki dan perempuan sering terjadi akibat ketidakmampuan mengolah bahasa, dari itu sebagai laki-laki harus bersikap waspada pada saat memberi nasehat meski hanya beberapa kalimat. Menghargai sebaik-baiknya, juga menasehati sejujur-jurnya penuh kesantunan. Latih! Misal belum bisa terus coba, agar hubungan nikmat dijalankan.

Sungguh, laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik pula, sehingga halus budi bahasa akan menentramkan segala.

Terakhir, cinta itu bersumber dari kelembutan jadi bersikap kasar harus dihalau secara tulus dan sesadar-sadarnya, besar harap pahamilah kiranya.

Yogyakarta, 7 Mei 2020

0 Comments:

Filosofi Perempuan (5)

5/02/2020 03:13:00 PM Sena Putri Safitri 1 Comments


"Manusia bisa mencintai sesamanya (manusia lain) setelah ia memberi banyak cinta pada dirinya sendiri"

"Sen, apa sifat perempuan yang disukai laki-laki?", Kalimat pembuka chat seorang perempuan. (yang mungkin dalam hal ini, 90% laki-laki sudah enggan membahasnya karena kurang lebih berujung pada sebab-sebab jatuh cintanya seorang lelaki kepada perempuan).

Berawal dari kesukaannya membaca tulisan Filosofi Perempuan ku, katanya dia selalu menunggu ilmu tentang perempuan apa selanjutnya yang bahkan dia sendiri sebagai perempuan sering tidak tahu ketika ada yang tanya, terang-terangan dia ungkapkan.

Sebelumnya, saya perkenalkan bahwa hanya ada dua hal di dunia ini yang tidak bisa disamakan, yaitu:
1. Selera
2. Kepercayaan

Meski saya sendiri kadang bingung kalo ditanya begitu, karena saya juga perempuan, hanya saja begini:
1. Laki-laki pendiam biasanya lebih menyukai perempuan yang ceria dan banyak bicara. Untuk mengisi kekosongan jiwanya. Menyenangkan.
2. Laki-laki yang dominan lebih menyukai perempuan yang penurut sebab dia punya banyak keinginan yang harus diiyakan. Menenangkan.

Tapi kamu tidak akan bisa membahagiakan semua orang dengan menjadi apa yang orang lain inginkan. Capek sendiri nantinya.

Karena selain dari dua jenis type laki-laki diatas, ada juga laki-laki hebat yang hanya mencari (menginginkan) perempuan hebat. Tidak, tidak untuk berkompetisi siapa yang jago, siapa yang paling banyak penghasilannya, siapa yang lebih dibutuhkan, siapa yang lebih tinggi kedudukannya, tapi sama-sama saling menghebatkan! saling percaya bahwa jika satu diantara keduanya tidak ada (dan atau sedang tidak bisa) maka salah satu dari dia lah yang harus ada. Membackup; menggantikan peran; saling - tidak hanya senang dan maju hanya sendiri.

Selebihnya, cukup kamu pahami karakter dirimu sendiri. Kalo kamu memang  (pendiam; kurang ekspresif), tidak perlu memaksakan diri jadi ekstrovert yang dipaksa ceria, bersemangat dan berani.
Andai ada di sekelilingmu meng-evaluasi dirimu terang-terangan, kamu harus bersyukur. Ambil itu sebagai hikmah buah pembelajaran yang tidak setiap manusia berani untuk lantang berucap. Meskipun dalam lain sisi kamu juga harus punya prinsip “Persetan dengan kata orang, selama tidak melanggar aqidah dan syariat, konstitusionalitas, mengambil hak serta merugikan orang lain” maka tidak masalah.

Jadilah dirimu sendiri dengan akhlak terbaik yang kamu miliki. Benahi kekuranganmu juga selalu poles kelebihanmu. Sesibuk apapun kamu jangan lupa selflove yah. C u everyone…

Yogyakarta, 2 Mei 2020

1 Comments: