Filosofi Perempuan (4)
Perempuan dengan diamnya ialah pohon besar di tengah tanah lapang.
Tak pernah bersuara, selalu tangguh dengan caranya. Namun rimbunnya menenangkan. Ia menyejukkan.
Ada yang mungkin tak kamu ketahui, ialah akarnya yang jauh membumi, bahkan lebih panjang dibandingkan tingginya yang menjulang menadah langit.
Siapa yang tahu kalau ternyata perasaan seorang perempuan jauh lebih dalam dari apa-apa yang ada di pikiran laki-laki.
Lelaki selalu tertinggal beberapa langkah di belakang untuk pendalaman masalah seperti ini, sedang perempuan telah berada jauh di depan bahkan telah hampir selesai dengan segala urusan.
Perempuan pada perasaannya selalu yakin pada setiap harapan yang telah ia bangun. Walau seringkali tak mampu diterima oleh logika, hitungan matematika, atau konsep kausalitas (sebab-akibat). Namun perempuan mampu melewatinya. Walaupun gagal, kadang tak menemui ujungnya, tak sampai pada tujuannya, namun keyakinannya akan satu hal membuatnya jauh lebih berharga dari hasil itu sendiri. Mereka berproses, dan mereka telah menemui hasil masing-masing dari proses yang telah dilakukan.
Terus berkarya, membangun Indonesia. Mulai dengan mantapkan bangunan diri sendiri. Agar ketika nafsi pribadi sudah tegak maka mudah menebar manfaat kepada yang lain.
Yogyakarta, 22 April 2020

0 Comments: