Within

1/01/2020 06:33:00 PM Sena Putri Safitri 0 Comments


Ialah ia sepasang perasaan yang liar, tumbuh begitu saja di dada, tak perlu dekat untuk menatap, tak perlu tempat untuk menetap.
Memaksa hadir meski tak pernah tampak di depan mata.

Begitu kah kurang lebih yang kau rasa?
Ialah ingin yang saling menemukan, menjadikan nyata rasa yang ada, agar tak hanya tumbuh di dada tapi juga hadir berhadapan.

Ialah ingin yang saling menjemput, tapi apakah kita juga ikut arus kemudian hanyut?
Barangkali, kita hanya pikir yang mengarahkan karena sebuah kesempatan?
Sebatas hakikat manusia yang seharusnya berdua?

Kemenangan yang layak disuguhkan?
Atau memang kalkulasi transendental?
Ah begitu rupanya.
Jangan menyalahkan garis hidup yang mendekat hanya karena belum siap dan belum pernah bahkan kucoba.
Kau tidak pernah mau kehilangan apa-apa kan? Hak mu.

Kau tak perlu bertaruh apa-apa.
Terlebih mencemaskan aku ada dan bersama siapa. Tanggung jawabku.

Kehidupan akan tetap dijalankan dan baik-baik saja ada aku atau tidak. Bersama ku atau dia.
Apalagi masalah rindu; aku saja yang kalah. Ndak papa.

Sebab; Aku mungkin tak pernah bisa memastikan ada.
Apalagi menjanjikan 'selamanya'.
Sesampainya saja.

Yogyakarta, 1 Januari 2020

You Might Also Like

0 Comments: