Self-Talking 2
"Dear Sena...
"Read and write everyday, u will be eternal." (Marsen)
Pengetahuan dan kebiasaan sejak lama yang diucapkan (kembali) sesama pembelajar.
Shopya, sahabatku, kekasihku, kawanku, diriku. Maaf dalam beberapa waktu saya terlalu keras terhadapmu (selalu keras pada diri sendiri); sepintas.
Senin (22 July 2019), genap 44 Tahun usianya. "Mamah; panjang usia, haram kelak api neraka bagimu, maaf segala salah diperbuat, setiap resah saya beri sebagai masalah"
Ada yang saya genggam kuat dalam hati, saya harap bukan dendam, pun ternyata iya, saya akan perlihatkan dengan cara yang baik.
Diselesaikan diam-diam.
Dituntaskan dalam-dalam.
Sena, dalam perjalanan mem-visualisasikan doa Mamah dan Appa.
Dua hari belakangan ini, saya menyadari bahwa "saya memang perempuan biasa", bahwa "saya perempuan yang tumbuh mendewasa", bahwa "Cinta memang selalu sepaket dengan luka" (niat hati mencintai justru kasat mata melukai terang-terangan bangga dianggapnya penuh pertimbangan). jangan sampai saya begitu. (Terpatri). Bukan takut semisal "terluka; sesak dada, sukar lupa" jika mencintai tak bisa dengan tidak menyakiti, terima kasih sudah memilih tapi saya seorang yang tidak berarti lantaran disisi lain saya berposisi sebagai yang melukai. Maka pergilah. Kesemuanya!.
Diantara yang datang!. Tidak bisakah berjalan berdampingan? Sebelum dan sampai bila-bila masa tiba.
Tuhan, bukankah mencintai mu adalah puncak? Maka beri sesiapa yang meng-inginkan ku, perlahan buat ia diam-diam menyelesaikan anak tangga. Beri ia jalan dan pilihan yang berimbang; berangkat dari pikiran dan perasaan nya.
Membersamai tidak hanya dalam masturbasi, tapi bagaimana saya menguatkan kaki setiap hari, meleburkan ego sedari dini, memaksa saya mendobrak limit, saling memberi apresiasi tinggi, manas-manasin agar tidak puas dengan tabungan prestasi, membahu-dorongkan pesat lajuan diri. Maka nikmat engkau mana lagi yang perempuan dan pria dustakan?
Dengan jutaan kesempatan, terima kasih dalam setiap peristiwa dan ingatan, saya tidak pernah Kau biarkan.
Andai keras adalah batu, maka saya yang paling keras.
Misal doa diucap paling lirih, ialah saya sembahyang teramat senyap.
Yogyakarta, 23 July 2019

0 Comments: