Terima kasih.
Pagi, hari ke 8 tidak enak badan. Hari ke 4 tidak keluar rumah barang sejenak.
Terkadang, karena terlalu sering bersama, terlalu sering saling berbicara, saya lupa bahwa seseorang itu telah berjuang dan mengorbankan banyak hal.
Terkadang, ketika seseorang selalu baik, Kita malah melupakan kebaikannya. Satu saja kesalahannya, seringkali diingat terus. Membuat lupa bahwa kebaikannya jauh lebih banyak memberi kebahagiaan diri ini. Doyan sekali begitu.
Kebersamaan yang tanpa jeda kadang membuat semua tampak biasa. Padahal itulah yang luar biasa.
Saat dia terus bersamamu meski kamu sering mengeluh. Marah. Menjengkelkan. Saat dia mengingatkanmu dengan jujur meskipun kamu bersungut ketika diingatkan. Saat dia kadang melakukan sesuatu yg salah di matamu, padahal ia berniat membahagiakanmu, tapi ia tetap tak beranjak darimu. Dan kebengisan yang selalu kau perlihatkan. Kenapa?
Pernahkah aku berterima kasih padamu untuk itu? Untuk kesabaranmu menemaniku, tidak hanya baik ku tapi juga buruk ku, peringai yang orang lain belum tentu mampu menerimanya.
Terima kasih. Pernahkah aku mengatakan nya? Meski sesekali diantara jutaan kebaikan yang kau beri?
Terima kasih. Dalam setiap dimensi yang pernah membersamai. Di lain waktu, sampai bertemu dengan hati yang lebih lapang.
Yogyakarta, 1 Mei 2019

0 Comments: